Umumnya cairan
infus digunakan saat seseorang menderita sakit parah yang menyebabkan dirinya
tak bisa mengkonsumsi makanan padat, kekurangan cairan, atau mungkin ada
beberapa obat yang harus d injeksi lewat infus. Tapi tidak demikian bagi penduduk
beberapa desa di negara Kamboja. Ketika mereka sakit, mereka harus diberi
infus. Meskipun sakitnya tidak parah dan tidak memerlukan cairan infus. Mereka
berpikir bahwa itu penting.
Bahkan Wartawan
BBC, John Murphy melihat peristiwa
dimana beberapa penduduk menggunakan selang infus saat berkendara motor. Saat di
tanya, seorang penduduk tersebut didiagnosis menderita malaria oleh dokter dan
juga menderita masalah usus dan hatinya. Orang tersebut juga mengaku badannya terasa
lemah tetapi berkat cairan infus badannya bisa lebih berenergi.
Beberapa bulan
yang lalu, Khmer Times menulis bahwa sudah menjadi pemandangan umum di daerah
Pnom Penh, saat anak-anak bermain dan berkeliaran di jalan dengan jarum
ditangannya, dan orang tua mereka mengikuti mereka dengan membawa kantong
infus. Umumnya pemandangan seperti itu banyak terjadi di daerah pedesaan
sedangkan untuk penduduk kota sudah banyak yang meninggalkan kebiasaan itu.
Masih belum
jelas mengapa penduduk tersebut sangat terobsesi dengan cairan infus. Dan untuk
mendapatkan cairan infus di desa pun sangat mudah lewat dokter yang tidak
mempunyai izin praktik. Bahkan jika ada pasien yang ingin mendapatkan infus
tetapi sang dokter tidak memberikannya, maka dokter tersebut dicap tidak layak
dan pasien enggan kembali untuk berobat. Mungkin infus sudah menjadi kepercayaan
dan persepsi masyarakat setempat, dan juga tidak mudah untuk merubahnya.
Kebiasaan
ini tentu memiliki dampak yang berbahaya. Penggunaan jarum infus secara
bergantian membuat hampir 300 orang dari desa Roka terkena HIV dan sekitar 10
orang meninggal dunia terkena AIDS beberapa tahun yang lalu.
ConversionConversion EmoticonEmoticon